Perceraian Meningkat Akibat Judi Slot Online

Perceraian Meningkat Akibat Judi Slot Online

Menkominfo: Angka Perceraian di Indonesia Meningkat Akibat Judi Online

Kamis, 3 Oktober 2024 - 20:47 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa angka perceraian di Indonesia meningkat buntut dari maraknya game judi online (judol). Data tersebut dijelaskan Budi berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilaporkan pada 2024 ini.

Budi menjelaskan itu ketika dirinya hadir dalam acara sarasehan dengan Kadin Indonesia pada Kamis, 3 Oktober 2024. Dalam acara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie turut hadir.

"Meningkatnya adiksi judi online dapat menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi, seperti naiknya angka perceraian didasari oleh permasalahan adiksi judi online. Karena di tahun 2019, terdapat 1.947 kasus perceraian karena judi online. (Angka perceraian) Sempat menurun di tahun 2020 (648 kasus), tapi angka tersebut naik kembali secara signifikan di tahun 2023, (menjadi) 1.572 angka perceraian," kata Budi Arie.

Waspada! Kecanduan Judi Online Meningkat, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi dan IKA FK Trisakti Gelar Penelitian Nasional

Jakarta, 26 November 2024

Maraknya kasus judi online di Indonesia menjadi perhatian serius. Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi bekerja sama dengan Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Kedokteran Trisakti mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam penelitian nasional guna mengidentifikasi dan menganalisis perilaku kecanduan judi online.

Direktur Utama PKJN RS Marzoeki Mahdi Nova Riyanti Yusuf menyatakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku judi online di Indonesia. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi pencegahan serta penanganan yang efektif.

“Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang pernah atau sedang terlibat dalam judi online untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi anda sangat berharga dalam upaya mengatasi masalah judi online di Indonesia,” ujar dia.

Sasaran penelitian adalah masyarakat Indonesia minimal berusia 15 tahun, yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yang pernah atau sedang terlibat judi online dalam 12 bulan terakhir.

Metode penelitian menggunakan pendekatan mixed-methods, berupa survei menggunakan Online Problem Gambling Behavior Index (OPGBI), skrining kesehatan jiwa menggunakan SRQ-29 atau SDQ dan wawancara mendalam yang bertujuan untuk memahami lebih dalam perilaku dan motivasi di balik judi online di Indonesia

Data dari Google Trends mengenai pencarian situs-situs judi online sepanjang pada 2023 menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga 1.700%. Sementara itu, data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, ada sekitar 2,37 juta penduduk Indonesia dari berbagai strata sosial terjerumus dalam judi online. Jenis judi online yang banyak dilakukan oleh masyarakat di antaranya poker online, slot online, kasino online, judi bola, togel online, domino online, sabung ayam online, hingga judi e-sports.

Padahal, judi online dapat menimbulkan berbagai masalah seperti kerugian finansial, gangguan kesehatan mental, dan kerusakan hubungan sosial. Di Indonesia, akses ke situs judi online relatif mudah meskipun kegiatan perjudian dilarang secara hukum.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected].

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

Ilustrasi. Pengguna jalan melintas di bawah baliho besar berisi imbauan tentang efek buruk bermain judi online atau judi daring di kawasan Jalan Sriwijaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (17/6/2024).

BOGOR, KOMPAS — Tiga kota/kabupaten terpapar atau mempunyai transaksi judi online tertinggi di Indonesia, yaitu Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta serta Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ketiga wilayah itu juga mencatatkan angka perceraian yang tinggi. Perceraian banyak pasangan terjadi akibat jeratan judi online atau judi daring.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto menyatakan, hampir seluruh provinsi di Indonesia telah terpapar judi daring.

Baca juga: Warga Bogor Banyak Terpapar Judi ”Online”, Pemkot Bentuk Satgas Khusus

Jawa Barat menjadi daerah dengan pengguna judi daring terbanyak dengan nilai transaksi hingga Rp 3,8 triliun dan tercatat ada 535.644 pelaku. Posisi kedua ditempati Daerah Khusus Jakarta, lalu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

Selanjutnya, Kota Jakarta Barat menjadi daerah tingkat kota/kabupaten dengan transaksi judi daring tertinggi hingga Rp 792 miliar, lalu menyusul Kota Bogor dengan nilai transaksi Rp 612 miliar. Selanjutnya, Kabupaten Bogor dengan nilai transaksi Rp 567 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto memberikan keterangan pers seusai memimpin rapat koordinasi tingkat menteri tentang pemberantasan judi online di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Di balik data itu, Kota Jakarta Barat, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor juga mencatat angka perceraian cukup tinggi. Perceraian itu terjadi salah satunya karena perilaku berjudi.

Berdasarkan data Pengadilan Agama Bogor, sepanjang semester I-2024 tercatat ada 496 pasangan suami istri bercerai. Menurut Panitera Pengadilan Agama Bogor, Hermansyah, salah satu penyebab perceraian itu adalah perilaku pasangan yang terjerat judi daring. Meski demikian, faktor penyebab cerai, seperti judi daring, tidak berdiri sendiri atau sebagai penyebab tunggal.

Dari perkara yang ditangani, alasan perceraian karena berbagai faktor, seperti pasangan terjerat judi daring dan ditambah alasan penyerta lainnya seperti terjerat pinjaman daring atau pinjaman online (pinjol). Ada pula alasan pasangan judi daring dan muncul kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), misalnya. Oleh karena itu, Pengadilan Agama Bogor memasukkan kategori penyebab perceraian itu sebagai perselisihan dan pertengkaran.

”Faktor penyebab perceraian tidak tunggal atau berdiri sendiri. Gugatan cerai istri kepada suami karena judi online, lalu terlibat pinjaman online. Lalu, karena alasan kurang menafkahi dan berkata kasar,” ujar Hermansyah, Senin (1/7/2024).

Kunjungan fasilitas layanan anak di Perpustakaan Nasional, Jakarta, meningkat saat liburan sekolah dibandingkan saat hari kerja, Sabtu (15/10/2022). Layanan anak Perpustakaan Nasional RI juga bisa digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga.

Faktor penyebab perceraian tidak tunggal atau berdiri sendiri. Gugatan cerai istri kepada suami karena judi online, lalu terlibat pinjaman online. Lalu, karena alasan kurang menafkahi dan berkata kasar.

Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, kata Hermansyah, alasan seseorang mengajukan perceraian karena perjudian diperbolehkan karena berdampak serius terhadap keluarga.

Sementara itu, berdasarkan data Pengadilan Agama Cibinong, di Kabupaten Bogor enam bulan terakhir tercatat ada 3.603 kasus gugatan perceraian rumah tangga. Dari 3.603 kasus itu, sebanyak 2.794 kasus di antaranya merupakan gugatan cerai dari pihak istri dan sisanya 809 kasus cerai talak dari pihak suami.

Dadang Karim dari bagian Humas Pengadilan Agama Cibinong menuturkan, ada berbagai faktor dari kasus atau pengajuan perceraian di Kabupaten Bogor, seperti kekerasan dalam rumah tangga, narkoba, dan poligami. Selain itu, masalah ekonomi juga menjadi salah satu alasan gugatan perceraian terutama dari pihak istri ke suami.

Dari faktor ekonomi itu ada turunan masalah lainnya, seperti perselisihan rumah tangga karena tidak cukup menafkahi keluarga hingga pasangan mereka kecanduan judi daring. Sama seperti Kota Bogor, tidak semua alasan perceraian yang disebabkan pasangan terjerat judi daring, tetapi ada alasan penyerta lainnya.

Sementara itu, data Pengadilan Agama Jakarta Barat mencatat ada 1.943 kasus perceraian sepanjang Januari-Juni 2024. Ekonomi menjadi salah satu faktor dan alasan paling banyak dalam gugatan perceraian.

Aminuddin dari bagian Humas Pengadilan Agama Jakarta Barat dalam keterangan resminya mengatakan, perkara perceraian didominasi karena masalah ekonomi sehingga tidak tercapainya kebutuhan hidup sehari-hari dalam rumah tangga. Kondisi ekonomi itu juga diperparah dengan perilaku berjudi.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, perceraian karena judi online menjadi ancaman nyata dan persoalan serius bagi ketahanan keluarga Indonesia.

Judi online yang menyebabkan perceraian tidak hanya berdampak terhadap suami atau istri, tetapi juga masa depan anak. Dari kondisi ini, ketahanan keluarga pun terancam. Dari beberapa pendampingan, lanjut Hasto, anak menjadi korban yang paling terdampak karena kebiasaan orangtuanya berjudi. Uang yang seharusnya untuk kebutuhan harian keluarga dan pemenuhan gizi anak justru habis untuk berjudi.

Baca juga: Gaji Habis untuk Judi ”Online”, Polwan di Mojokerto Bakar Suami

Masalah yang tak kalah pelik adalah perilaku berjudi telah menjadi cara atau jalan keluarga untuk mengatasi masalah ekonomi. Pandangan ini, menurut Hasto, sangat berbahaya karena seseorang itu bisa menghalalkan segala cara untuk mencari uang agar bisa berjudi.

Tak heran, mereka yang terjerat judi daring juga terjerat pinjaman daring. Dari perilaku judi itu pula terjadi konflik atau perselisihan keluarga yang akhirnya bisa merusak hubungan suami istri.

”Alasan perceraian ini berawal cekcok atau konflik kecil, tetapi berkepanjangan. Orang-orang yang mempertaruhkan keluarganya untuk mendapatkan 'rezeki' dari perjudian berpotensi muncul konflik dalam keluarga. Sebagai kepala keluarga yang terjerat perjudian, ia akan sulit menjalankan tugas utama rumah tangganya. Ini bukan keluarga berencana,” kata Hasto.

Oleh karena itu, lanjut Hasto, seseorang yang terjerat judi daring memang perlu pendampingan agar keluar jadi lubang hitam yang bisa menghancurkan kehidupan keluarga itu. Sejumlah rumah sakit pun kini telah membuka layanan pendampingan psikologi dan penanganan bagi orang pencandu judi daring.

Malem Gan, mau sharing tentang pengalaman Ane yg sudah hampir 4 tahun terakhir ini kecanduan judi bola online. Ane berharap pengalaman ini bisa jadi pelajaran buat agan-agan yg mungkin sempat tergoda "iseng" nyoba judi bola online untuk segera menghilangkan keinginan itu, buat agan-agan yang mungkin masih aktif jadi member agen judi online segera berhenti.

KARENA UANG JUDI TIDAK BISA MENCUKUPI KEBUTUHAN HIDUP.

Perkenalan Ane dengan judi bola online 4 tahun lalu berawal dari cerita beberapa temen kampus, Ane masih inget betul kalimat dari salah satu temen waktu memperkenalkan judi bola online,

"GUE KASIH TAU CARA NYARI UANG CEPET"

Setelah itu, kalimat temen Ane bersambung menjadi cerita kemenangan-kemenangan dia, bagaimana tiap weekend (Sabtu-Minggu) dia bisa meraup keuntungan antara 2-3 juta bersih dari modal yang kurang dari 300rb. Dan perlu agan-agan ingat bahwa sebagian besar para penjudi bola online selalu menceritakan kemenangannya, ada semacam kebanggan saat melihat orang lain "kagum" dengan cara kita mendapatkan uang dengan sangat mudah. Soal kekalahan? Jarang para penjudi menceritakan hal itu pada orang lain, karena saat kekalahan datang, para penjudi sibuk berusaha membalikkan keadaan hingga lupa melakukan interaksi pada orang lain. Hal yang juga Ane lakuin saat mengalami siklus ini.

Kalimat temen Ane dengan "cerita surga" mudahnya mencari uang lewat pertandingan sepakbola mulai "menggelitik" otak, pikiran tentang mendapat uang besar dengan cara instan terlalu menggiurkan untuk Ane lewatin gitu aja. Akhirnya dengan kursus singkat dari temen Ane tadi tentang bagaimana cara bermain lengkap dengan aturan-aturannya , jejak kelam 4 tahun silam Ane mulai. Berawal dari taruhan kecil, kadang menang kadang kalah, lambat laun Ane mulai intens menggeluti "permainan haram" ini.

Tanpa Ane sadari intensitas judi bola online makin meningkat, baik dari waktu maupun dari jumlah taruhan. Yang awalnya cuma main pas weekend, kini menjadi setiap hari. Yang awalnya cuma main tiap malem aja, kini bahkan mulai dari siang udah stay di depan laptop/PC. Yang awalnya cuma masang taruhan di liga-liga besar (Inggris,Italy,Spanyol dll), kini mulai merambah masang taruhan di liga-liga kecil (Estonia,Swedia,Norwegia,dll). Yang awalnya cuma masang taruhan di pertandingan sepakbola, kini mulai nyoba main di cabang olahraga lain (basket,tenis,badminton dll). 2 bulan pertama deposit Ane cume berkisar antara 100-500rb, lambat laun mulai meningkat menjadi jutaan. Awalnya bertaruh antara 50-100rb/pertandingan, berubah menjadi minimal 250rb/pertandingan, dan begitu seterusnya.

6 bulan pertama, total Ane mengalami kekalahan 12 juta lebih. Karena kekalahan itu, Ane mulai berpikir untuk mencari cara, atau lebih tepatnya melakukan strategi saat memasang taruhan. Tergeraklah Ane untuk searching cara menang judi bola melalui beberapa website. Ane benar-benar serius memperhatikan "rumus" yg diberikan oleh website-website tersebut dan Ane praktekin. Awalnya Ane percaya kalo ada rumus yang bisa digunakan untuk menebak skor atau jumlah gol dalam sebuah pertandingan sepakbola, karena beberapa rumus tersebut ane praktekin dan Ane menang. Tapi itu semua BULLSHIT! Rumus-rumus itu tidak akan berguna saat player seperti Ane bermain dengan emosi dan feeling, 2 hal yang jelas ada dalam proses judi. Jadi, buat agan yang sempet denger atau baca ada cara/rumus untuk menang judi bola online itu semua BOHONG BESAR. Nggak ada cara untuk bisa ngalahin bandar, kecuali dengan faktor keberuntungan, sesuatu yang sama sekali tidak bisa diprediksi. Saat keberuntungan buat player telah habis, maka kekalahan adalah sesuatu yang pasti didapat oleh penjudi.

Tahun ke dua, Ane sudah tidak bisa lagi menghitung berapa total uang Ane yang ludes tanpa sisa akibat judi bola online. Tapi yang pasti, kalo bisa Ane gambarin polanya adalah seperti ini, kalo seumpama hari ini Ane menang 2 juta, maka 2 hari lagi Ane bakal kalah 3 juta atau lebih, dan begitu seterusnya, sehingga uang kemenangan yg sempat Ane kantongin sebenarnya adalah uang Ane sendiri, bukan uang dari bandar. Uang kemenangan dari judi bola juga tidak bisa Ane rasain secara nyata, hilang tanpa bekas. Dan herannya semua uang itu tidak bisa menjadi "kebaikan", istilah uang panas tidak akan berkah memang nyata kebenarannya. Saat Ane menang, sebagian besar Ane gunain untuk maksiat, minum, sex, dsb. Ada beberapa yang Ane beliin barang, tapi semua barang itu juga hilang atau rusak. HP, motor, jam tangan, dll semua lenyap tanpa bisa Ane nikmatin manfaatnya lebih lama.

Karena judi bola, secara nyata juga mulai merubah cara hidup Ane. Yang pasti jelas terlihat adalah Ane mulai menjauh dari Tuhan, proses ibadah sudah ane lupain, seolah-olah Tuhan Ane kini berwujud angka-angka ods yang terpampang di layar monitor. Kedua, interaksi Ane dengan sahabat, keluarga, pacar mulai berkurang. Sudah tidak ada lagi waktu untuk nongkrong atau mungkin ngobrol hangat karena waktu Ane tersita untuk mengamati hasil pertandingan. Tingkat emosi Ane juga mulai tak terkontrol, saat mengalami kekalahan Ane bisa marah-marah nggak jelas pada semua orang, mood langsung turun drastis saat menyadari uang deposit sudah ludes tanpa sisa. Hal inilah yang mengakibatkan hubungan Ane dengan pacar berakhir. Tak berhenti hanya disitu....

1 tahun terakhir ini, Ane mulai mengalami kekalahan yang sangat banyak. Lebih banyak dari apa yang bisa Ane hasilkan. Mulailah Ane mencari "sumber uang" lain untuk menuruti nafsu menebus kekalahan, mendapatkan uang cepat untuk dipakai modal berjudi. Ane mulai menggelapkan uang usaha kakak Ane, dimulai dari hanya ratusan ribu menjadi jutaan. Tak hanya itu, Ane juga mulai hutang ke teman. Kemampuan Ane untuk berbohong mulai terasah pada proses ini.

Lama kelamaan kebusukan itu mulai tercium oleh kakak Ane, hasilnya hubungan Ane dengan kakak merenggang dan mengakibatkan Ane harus secara sukarela untuk berhenti dari pekerjaan. Hubungan Ane dengan beberapa teman juga merenggang akibat kebiasaan Ane hobi ngutang, memang Ane balikin, tapi lama kelamaan image Ane sebagai tukang utang mulai tercipta. Teman pun mulai menjauh satu persatu. Akibat judi bola online Ane kehilangan sesuatu yang tidak bisa ditukar dengan apapun... KEPERCAYAAN.

Saat ini, Ane sudah berhenti total dari judi bola online, sudah hampir 2 bulan ini Ane nggak lagi sibuk ke ATM untuk melakukan deposit ke agen judi, sudah nggak lagi begadang sampai pagi untuk melihat hasil pertandingan bola, rutinitas yang selama 4 tahun Ane gelutin lambat laun mulai Ane tinggalin. Kehilangan keluarga, teman, pacar, dan pekerjaan cukup memberikan pelajaran buat Ane pribadi, jangan sampai akibat judi bola online Ane juga kehilangan hidup. 4 tahun ke belakang Ane habisin waktu untuk hal yang sia-sia, sesuatu yang merubah Ane menjadi seorang PECUNDANG, sesuatu yang harus Ane bayar mahal baik dengan materi maupun dengan moril. 4 tahun ke belakang, Ane hsbisin waktu untuk mengejar sesuatu yang fana, dan merelakan keluarga,sahabat,kekasih pergi karena kebodohan Ane.

Ane akhirnya selama 2 bulan ini mulai istiqomah untuk berhenti berjudi. Hal pertama yang Ane lakuin untuk bisa berhenti adalah mulai mendekatkan diri dg Tuhan (kebetulan Ane muslim). Sholat yg dulu udah hampir lupa waktunya, kini pelan2 Ane tata, syukur-syukur bisa ikut jamaah di Masjid. Al Quran yg dulu cuma jadi pajangan di meja kerja, kini mulai lagi Ane baca, dengan semua kegiatan itu Alhamdulillah hidup Ane mulai bisa tenang. Dulu, waktu masih intens judi, nggak tau kenapa hidup Ane nggak bisa tenang, yang ada di otak cuma uang, uang, dan uang. Meskipun terkadang menang dengan nominal besar tapi hal itu tidak bisa membuat hidup Ane tenang, seperti yang Ane bilang di atas mungkin waktu itu Tuhan Ane adalah uang, sesuatu yang nggak bisa memberikan ketenangan dan kedamaian buat hidup Ane. Sekarang, meskipun Ane masih punya utang (akibat kalah judi) dan nggak megang uang banyak kayak dulu, hidup Ane jauh lebih tenang setelah mendekatkan diri pada Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang menjanjikan kedamaian yang sesungguhnya. Insyaallah Ane bakal tetep istiqomah menjalani ini semua gan.

Buat agan-agan, Ane berharap kisah ini bisa menjadi pelajaran. Jangan sekali-sekali tergoda untuk mencoba judi online, apapun bentuknya. Efek buruk judi benar-benar akan menghancurkan semua potensi Agan sebagai seorang manusia.

Untuk beberapa kaskuser yang ingin ikut sharing Ane persilahkan, siapa tau dengan sharing dari agan, bisa ikut memberi pelajaran bagi kaskuser yang lain.

Beberapa komentar dari agan-agan yg punya pengalaman serupa dengan Ane :

Sama gan.. Ane di poker udah abis jutaan, sekarang udah enggak maen lagi. bener duit setan pasti balik lagi ke setan gan.

ane pernah ngalamin hal serupa kyak agan,walaupun cma sekitar 1 tahun ane kecanduan,tp ane bsa ngerasain hal gimana yg agan rasakn

cendol sent gan,smoga yg lain bsa segera berhenti dri racun dunia ini

Ane jg gan, karna judi kerjaan kacau, ane sudah terjerumus di judi kartu remi (song/leng) uang kantor ane pake, ya gk byk2 sih cuma 5jt, tp kepercayaan yg lenyap, kejadian br terjadi bray, mumpung msh muda, msh byk wkt utk memperbaiki diri.

Menkominfo Budi Arie Setiadi di Sarasehan dengan Kadin Indonesia

Ketua Umum Projo itu menjelaskan, bahwa dampak judi online juga kini sudah merambah kepada kalangan anak.

Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2024, sebanyak 197.054 anak usia 11-19 tahun telah melakukan deposit judi online senilai Rp 293 miliar, dengan total 2,2 juta transaksi.

Bahkan, kata Budi, PPATK juga mencatat di kuartal I tahun 2024, transaksi judi online sudah mencapai Rp600 triliun.

"Jumlah penduduk yang terlibat judi online bahkan telah mencapai 4 juta orang yang didominasi kelompok usia 30-50 tahun," kata Budi.

Maka dari itu, Budi Arie mengingatkan masyarakat agar menjauhi judi online. Menurut dia, sebaiknya masyarakat gunakan uang untuk berdagang.

"Karena itu jangan judi online lebih baik jualan online. Itu motivasi ke UMKM (usaha kecil, mikro dan menengah). Daripada judi online, mendingan jualan online. Buat UMKM," tukasnya.

"Jumlah penduduk yang terlibat judi online bahkan telah mencapai 4 juta orang yang didominasi kelompok usia 30-50 tahun," kata Budi.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan tingginya angka perceraian akibat adiksi masyarakat terhadap judi online.

Angka tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilaporkan pada 2024 ini.

Dari data yang ada, tingginya angka perceraian akibat judi online sudah terpantau sejak 2019.

Baca juga: Terus Bertambah, OJK Blokir 8.000 Rekening Terkait Judi Online

"Meningkatnya adiksi judi online dapat menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi seperti naiknya angka perceraian didasari oleh permasalahan adiksi judi online. Karena di tahun 2019 terdapat 1.947 kasus perceraian karena judi online," ujar Budi Arie dalam paparannya di sarasehan dengan Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2024).

"(Angka perceraian) Sempat menurun di tahun 2020 (648 kasus), tapi angka tersebut naik kembali secara signifikan di tahun 2023, (menjadi) 1.572 angka perceraian," ungkapnya.

Budi melanjutkan, dampak judi online juga sudah merambah ke anak-anak.

Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2024, sebanyak 197.054 anak usia 11-19 tahun telah melakukan deposit judi online senilai Rp 293 miliar dengan total 2,2 juta transaksi.

Selain itu, PPATK mencatat transaksi judi online pada kuartal I tahun 2024 mencapai Rp 600 triliun.

"Jumlah penduduk yang terlibat judi online bahkan telah mencapai 4 juta orang yang didominasi kelompok usia 30-50 tahun," kata Budi.

"Karena itu jangan judi online lebih baik jualan online. Itu motivasi ke UMKM (usaha kecil, mikro dan menengah). Daripada judi online, mendingan jualan online. Buat UMKM," tegasnya.

Baca juga: Menpan-RB Terbitkan Surat Edaran, Tindak Tegas ASN Pelaku Judi Online

Lonjakan perceraian akibat judi jadi ancaman baru di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka perceraian akibat judi mencapai 1.572 kasus sepanjang 2023 lalu. Data ini didapat dari putusan yang telah dibacakan Pengadilan Agama di masing-masing daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka tersebut meningkat 142,59 persen dibandingkan 2020. Saat itu, tercatat sebanyak 648 kasus perceraian yang disebabkan oleh judi.

Namun demikian, tak diketahui pasti jenis judi yang tercatat dalam data BPS. Bisa jadi judi yang dimaksud bersifat offline atau online.

Jawa Timur sendiri menjadi provinsi dengan angka perceraian tertinggi akibat judi. Ada 415 kasus perceraian di Jawa Timur yang disebabkan oleh judi.

Di posisi kedua ada Jawa Barat dengan catatan 209 kasus perceraian. Dilanjutkan dengan Jawa Tengah dengan 143 kasus.

Berikut data 10 provinsi teratas dengan kasus perceraian akibat judi tertinggi tahun 2023:

1. Jawa Timur 415 kasus2. Jawa Barat 209 kasus3. Jawa Tengah 143 kasus4. Sumatera Utara 121 kasus5. Banten 109 kasus6. Lampung 81 kasus7. Sulawesi Selatan 60 kasus8. DKI Jakarta 57 kasus9. Kalimantan Timur 55 kasus10. Sumatera Selatan 48 kasus

Dalam beberapa waktu terakhir, kasus judi online marak jadi perbincangan. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat transaksi judi online terus meningkat sejak 2020.

Jakarta, 26 November 2024

Maraknya kasus judi online di Indonesia menjadi perhatian serius. Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi bekerja sama dengan Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Kedokteran Trisakti mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam penelitian nasional guna mengidentifikasi dan menganalisis perilaku kecanduan judi online.

Direktur Utama PKJN RS Marzoeki Mahdi Nova Riyanti Yusuf menyatakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku judi online di Indonesia. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi pencegahan serta penanganan yang efektif.

“Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang pernah atau sedang terlibat dalam judi online untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi anda sangat berharga dalam upaya mengatasi masalah judi online di Indonesia,” ujar dia.

Sasaran penelitian adalah masyarakat Indonesia minimal berusia 15 tahun, yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yang pernah atau sedang terlibat judi online dalam 12 bulan terakhir.

Metode penelitian menggunakan pendekatan mixed-methods, berupa survei menggunakan Online Problem Gambling Behavior Index (OPGBI), skrining kesehatan jiwa menggunakan SRQ-29 atau SDQ dan wawancara mendalam yang bertujuan untuk memahami lebih dalam perilaku dan motivasi di balik judi online di Indonesia

Data dari Google Trends mengenai pencarian situs-situs judi online sepanjang pada 2023 menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga 1.700%. Sementara itu, data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, ada sekitar 2,37 juta penduduk Indonesia dari berbagai strata sosial terjerumus dalam judi online. Jenis judi online yang banyak dilakukan oleh masyarakat di antaranya poker online, slot online, kasino online, judi bola, togel online, domino online, sabung ayam online, hingga judi e-sports.

Padahal, judi online dapat menimbulkan berbagai masalah seperti kerugian finansial, gangguan kesehatan mental, dan kerusakan hubungan sosial. Di Indonesia, akses ke situs judi online relatif mudah meskipun kegiatan perjudian dilarang secara hukum.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected].

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM